Menang Tanpa Mengalahkan, Berperang Tanpa Kekerasan

Telah dibaca 149 kali

Pada zaman dahulu ada sebuah cerita yang menceritakan tentang Kijang dan kura-kura. Dalam cerita tersebut dikisahkan si Kijang menantang si Kura-Kura untuk beradu lari. Si Kijang merasa yakin akan bisa mengalahkan Si Kura-Kura dengan mudah. Singkat cerita, kompetisi adu lari itupun dimulai, Si Kijang berlari kencang meninggalkan Si Kura-Kura yang hanya bisa berjalan lambat. Si Kijang sudah jauh meninggalkan Si Kura-Kura. Si Kijang merasa yakin akan kemenangannya, iapun duduk dan beristirahat. Saking gembira dan yakinnya akan kemenangan akhirnya ia ketiduran. Alhasil Si Kura-Kura berhasil melewati Si Kijang dan Si Kura-Kura finish lebih dahulu.

Dalam versi modern, ceritanya tidak berakhir sampai disana.

Kita anggap saja cerita di atas adalah cerita Si Kijang dan Si Kura-Kura bagian pertama. Kemudian akan kita lanjutkan pada cerita Si Kijang dan Si Kura-Kura bagian kedua.

Pada bagian ini, Si Kijang merasa tidak puas dengan kekalahannya. Ia menginginkan kontes adu lari itu diulang. Si Kura-Kura menyetujui kontes adu lari itu diulang. Mereka pun mempersiapkan dirinya masing-masing. Si Kijang mengevaluasi kegagalannya terdahulu. Ia menyimpulkan bahwa kegagalannya karena ia ketiduran, ia pun tidak ingin mengulangi kesalahannya itu. Singkat cerita, kompetisi adu lari dimulai. Pada lomba kali ini Si Kijang benar berkonsentrasi mengikuti kompetisi adu lari tersebut. Alhasil ia pun memenangkannya.

Pada bagian ketiga diceritakan Si Kura-Kura merasa tidak puas akan kekalahannya. Ia merasa lomba itu tidak adil baginya. Karena tidak mungkin kura-kura akan sanggup berlari kencang. Ia pun menginginkan kompetisi adu lari itu diulang. Kali ini ia menginginkan agar kompetisi itu diisi rintangan. Rintangan yang ia inginkan adalah menyebrangi danau. Singkat cerita kompetisi adu lari dimulai. Ketika rutenya di darat, Kijang pun berlari kencang dan jauh meninggalkan kura-kura. Tetapi  ketika menemui rintangan, ia pun tidak bisa berbuat apa-apa. Kemudian Si kura-Kura pun, berhasil melewati Si Kijang dengan menyebrangi danau. Alhasil ia pun memenangkan kompetisi adu lari tersebut.

Setelah kompetisi adu lari itu berakhir.

Kemudian mereka bercakap-cakap mengenai apa yang telah mereka jalani. Mereka saling berbagi keluhan, kesulitan, serta solusi yang harus mereka lakukan jika menemui masalah seperti itu. Setelah lama berdiskusi, akhirnya mereka menemukan sebab-sebab kekalahan mereka, diantaranya:

  1. Pada kompetisi adu lari yang pertama, Si Kijang kalah karena ia terlena dan tidak fokus pada tujuan.
  2. Pada kompetisi adu lari yang kedua, Si Kura-Kura kalah karena tidak mungkin kura-kura bisa berlari kencang di darat.
  3. Pada kompetisi adu lari yang ketiga, Si Kijang kalah karena ia tidak bisa berenang.

Dari sebab-sebab tersebut, akhirnya mereka menyimpulkan seandainya terjadi bencana, maka yang harus mereka lakukan adalah:

  1. Apabila di darat, Si Kijang harus menggendong Si Kura-Kura.
  2. Apabila di air, Si Kura-Kura harus menggendong si Kijang.

Dengan demikian, mereka bisa lebih cepat tiba di tempat tujuan.

Ada hikmah yang bisa kita ambil dari cerita tersebut.

Yang pertama, kita harus selalu fokus pada tujuan yang ingin kita capai. Jika tidak, kita akan gagal seperti apa yang dialami Si Kijang pada bagian pertama. Kedua, kita jangan mengerjakan sesuatu yang bukan merupakan bidang keahlian kita. Jika tidak, maka kita akan mengalami kegagalan seperti yang dialami Si Kura-Kura pada bagian kedua. Ketiga, ada baiknya kita bekerja sama dalam mengerjakan sesuatu, sehingga kita bisa mencapai tujuan dengan lebih cepat.

Baca juga : Anak buruh juga bisa menuntut ilmu setinggi langit

Sesungguhnya hidup ini adalah kompetisi yang menuntut kecepatan dan ketepatan waktu dalam menjalaninya. Dalam menjalani hidup kita juga harus selalu berperang mengalahkan kegagalan. Dengan fokus pada tujuan, mengambil pekerjaan sesuai bidang keahlian, serta  kerjasama yang baik, maka niscaya kita bisa mencapai tujuan dengan cepat. Kita bisa memenangkan kompetisi kehidupan tanpa harus mengalahkan pihak lain, kita bisa mengatasi peperangan melawan kegagalan tanpa harus menggunakan kekerasan.

Ditulis oleh : Mr Karya

The following two tabs change content below.
Tulisan dari Tentor atau Penulis Freelance di bimbel KLC. Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.